Ternyata, bukan cuma "garis nasib"   saja lho, yang bisa diintip. Selera dan pola kehidupan seksual pun bisa   dibaca. Cuma caranya bukan lewat astrologi, melainkan dari bentuk atau   postur tubuh. Berdasarkan ilmu seksologi Cina, wanita maupun pria bisa   dikelompokkan dalam empat tipe binatang, yaitu tipe kuda, lembu,   kambing, dan kelinci. Nah, sesuai sifat dan sepak terjang binatang yang   mewakilinya, maka begitulah selera dan pola kehidupan seksual individu   bersangkutan.
Tapi  penggolongan ini hanya berlaku  pada pria/wanita dewasa usia siap  menikah, lo. Soalnya, titik tolak  penggolongan ini dari postur tubuh.  Jadi, enggak fair, dong, kalau  diterapkan pada wanita paruh baya yang  tubuhnya mulai melar atau  kakek-kakek yang sudah uzur.
TIPE KUDA LIBIDONYA TINGGI
Menurut  penggolongan ini, pria  maupun wanita yang termasuk dalam tipe kuda  adalah mereka yang berotot  bagus, berbadan tinggi besar dengan proporsi  ideal, dan kondisi fisiknya  sehat serta bugar. Pada pria, biasanya  terlihat macho dan atletis.  Sedangkan yang wanita, umumnya bahenol  dengan buah dada penuh berisi,  dan pinggang ramping namun panggul  besar. Pokoknya, betul-betul body  gitar, deh.
Ciri  lainnya bisa dikaitkan  dengan tabiat atau kehidupan emosional kuda  yang keras dan sulit  dikendalikan. Sementara aspek libidonya yang  tinggi bisa dilihat dari  kebiasaannya yang mengarah pada hal-hal berbau  seks. Misal, baru bertemu  beberapa kali saja sudah berani meraba-raba.
Pada  tipe sapi atau lembu, pria  maupun wanitanya bertubuh gembur dan subur  alias "dihiasi" kelebihan  lemak di sana-sini. Dari tabiatnya, sapi  biasanya lebih kalem dan tak  menggebu-gebu, yang konon merupakan  cerminan dari gairah seksualnya yang  adem-ayem. Gerak-geriknya serba  lamban, hingga bisa diduga, dalam  urusan ranjang, mereka butuh  perangsangan lebih bervariasi dan pemanasan  lebih lama.
Lain  lagi yang tipe kambing,  umumnya berukuran tubuh rata-rata; tak terlalu  gemuk ataupun kurus, tak  pula kelewat pendek maupun tinggi. Baik  kondisi fisik, emosional, maupun  pola seksualnya terbilang normal alias  biasa-biasa saja; enggak kelewat  menggebu, tapi juga enggak terkesan  dingin. Mereka juga tak butuh  pemanasan lama atau teknik berbelit.
Kalau  tipe kelinci, bentuk  tubuhnya kecil mungil, baik pria maupun wanita.  Penampilannya imut-imut  dalam arti menggemaskan seperti layaknya anak  kecil. Namun dari aspek  gerak, mereka terbilang gesit dan "mengundang".  Dalam urusan seks  gampang terangsang namun gampang pula menyudahinya.  Sementara dari aspek  emosional, tipe ini lebih fleksibel.
Tapi  jangan menganggap tipe yang  satu lebih istimewa dari tipe yang lain,  lo. "Ini, kan, cuma  penggolongan. Masing-masing pasti punya ciri khas  atau keistimewaan dan  tak bisa diperbandingkan menurut kelebihan maupun  kekurangannya," tutur  Dr. Ferryal Loetan, ASC&T, DSRM, MKes,  konsultan seks.
Jadi,  jangan kecil hati, ya,  Pak-Bu, bila Anda tak dikaruniai kelebihan  semisal pada tipe kuda.  Soalnya, bisa saja badan terlihat atletis tapi  alat vitalnya kecil.  "Pria yang badannya tinggi-besar belum tentu  penisnya juga besar dan  bisa memuaskan pasangannya, lo." Justru pria  tipe begini, menurut  Ferryal, biasanya malah berpenis kecil dan  kemampuan seksualnya juga  kurang.
HANYA 50 PERSEN
Adapun  pasangan yang cocok,  menurut "ilmu" yang berasal dari dataran Tiongkok  dan sudah setua  Kamasutra ini, adalah mereka yang setipe. Misal,  wanita tipe kuda sangat  cocok berpasangan dengan pria tipe kuda pula.  Jika tipe binatangnya  berbeda jauh atau malah bertolak belakang, akan  banyak menemukan masalah  dalam urusan seksual. Misal, wanita tipe kuda  binal dengan pria  imut-imut tipe kelinci. "Bisa-bisa si pria kalah set,  dong," kelakar  Ferryal.
Jadi,  pasangan dengan tipe  kontradiktif sama sekali enggak bisa "jalan  bareng" alias tak cocok.  Bila dipaksakan juga, rumah tangga mereka akan  kerap diwarnai konflik  akibat ketidaksesuaian tadi. Lain hal jika tipe  binatangnya berbeda  namun tak terlalu bertentangan dalam arti masih  ada banyak kesamaannya,  sehingga masih bisa saling berusaha untuk  menyesuaikan diri. Misal, pria  tipe kuda dengan wanita tipe sapi, atau  tipe kambing dengan tipe  kelinci.
Nah,  sejauh mana kebenarannya,  hanya Anda berdualah yang lebih  mengetahuinya, ya, Bu-Pak. Lain hal bagi  pasangan yang belum menikah,  dari penggolongan yang konon sudah ada  berabad-abad sebelum Masehi ini,  bisa dijadikan sebagai salah satu  patokan dalam menentukan calon  pasangan hidup. Alasannya, "kita bisa  memperkirakan seperti apa lawan  jenis yang bakal cocok." Jadi, kalau  sudah tahu diri Anda kira-kira  termasuk tipe kelinci, misal, enggak  usahlah mendambakan pasangan dari  tipe kuda atau lembu.  "Pertimbangannya, menjaga agar keseimbangan dalam  kehidupan seksual Anda  berdua bisa lebih bagus."
Kendati  demikian, Ferryal juga  mengingatkan agar berhati-hati dan tak mudah  terkecoh semata-mata oleh  penampilan atau bentuk tubuh. Soalnya,  "terlalu riskan bila  mengantisipasi cocok-tidaknya dan  langgeng-tidaknya perkawinan hanya  berdasarkan tampilan luar saja."  Lagi pula, penggolongan ini juga tak  berdasar pada data ilmiah sehingga  peluang kebenarannya cuma 50 persen.  Misal, pria tinggi besar atau  tipe kuda menikah dengan wanita kecil  mungil yang termasuk tipe  kelinci, "nah, bisakah dipastikan rumah tangga  mereka bakal bermasalah?  Kan, belum tentu."
Pasalnya,  kehidupan perkawinan  tak hanya urusan seksual semata. Jadi, kalau ada  masalah tetap harus  dicari penyebabnya dari berbagai sudut pandang.  Namun begitu,  penggolongan tipe ini juga bukan sekadar just for fun  belaka. "Maknanya,  kan, masih bisa digali lebih jauh, meski mungkin  nantinya hanya dipakai  sebagai salah satu pertimbangan kecil." Paling  tidak, dengan seseorang  mengetahui dirinya termasuk tipe yang mana,  diharapkan ia bisa menemukan  kecocokan dengan melihat tipe calon  pasangannya. Dengan demikian,  keistimewaan dari tipe yang diwakilinya  akan semakin terasa.
JANGAN MENGANDALKAN RAMALAN
Yang  jelas, tandas Ferryal,  dalam memilih calon pasangan hidup harus jauh  lebih cermat dengan  mempertimbangkan secara matang semua aspek yang  ada, terutama aspek  kepribadian. "Itulah pentingnya penjajakan melalui  masa perkenalan yang  berlanjut dengan masa pacaran, agar bisa mengorek  lebih dalam bagaimana  tabiatnya, kebiasaan, maupun pandangan hidupnya."
Dengan  demikian, bila ada  ketidakcocokan bisa segera dibicarakan untuk  dicarikan solusinya  sehingga masing-masing bisa menilai sosok idamannya  tadi masih bisa  dipertahankan atau tidak sebagai calon pasangannya.  "Jadi, jangan  gegabah langsung ngajak kawin hanya karena di awal  pertemuan merasa  sudah cocok atau semata-mata mengandalkan ramalan  maupun penggolongan  tipe tadi," pesan Ferryal. Kalau tidak, kemungkinan  untuk bercerai akan  jauh lebih besar dibanding pasangan yang lebih  cermat "berhitung".
Memang,  aku Ferryal, dalam  urusan seks tak bisa dilakukan penjajakan dari  jauh-jauh hari sebelumnya  untuk menentukan cocok-tidaknya. Itulah  mengapa, "banyak istri yang  terkaget-kaget atau malah ketakutan  setengah mati begitu mengetahui  suaminya ternyata luar biasa 'ganas' di  ranjang," ungkapnya. Namun bukan  berarti tak ada solusinya, lo.  "Langkah paling tepat untuk  mengantisipasinya adalah kemauan melakukan  konseling seks sebelum  perkawinan." Begitu pun jika sudah terlanjur  kawin baru sadar kalau  ternyata enggak cocok, sebaiknya pasangan pergi  berkonsultasi kepada  ahlinya.
Julie/Th. Puspayanti
 Sumber : http://www.tabloidnova.com/Nova/Keluarga/Pasangan/Kenali-Pola-Seksualitas-Pasangan-Dari-Bentuk-Tubuh


0 Comment:
Posting Komentar